Kebiasaan buruk tak selamanya buruk, Banyak kebiasaan yang seringkali dicap buruk ternyata memiliki peranan penting. Malah jika dilakukan sesuai porsinya, kebiasaan tersebut justru memberikan kontribusi yang baik pada kesehatan. Setidaknya, lewat sejumlah penelitian beberapa jenis kebiasaan buruk berikut, telah dibuktikan kemampuannya dalam mengatasi penyakit.
Terpapar Sinar Matahari. Jika berlebihan, sinar matahari memang dapat menyebabkan melanoma dan jenis kanker kulit lainnya yang serius. Namun dibalik dampak tersebut, mendapatkan
sinar UVB setiap hari juga dapat memberi manfaat yang menyehatkan. Dermatolog mengatakan berada di bawah paparan sinar matahari - tanpa tabir surya – selama 10 sampai 15 menit dapat menghasilkan
vitamin D, yang dibutuhkan tubuh. Vitamin D telah lama diketahui dapat membantu tubuh menyerap kalsium, mempertahankan tulang yang kuat dan juga menangkal osteoporosis serta tekanan darah tinggi. Jika Anda memiliki kulit yang pucat dan membutuhkan
SPF 50, Anda bisa mendapatkan sumber vitamin D dari makanan yang Anda makan, seperti telur, ikan dan susu.
Mengemil Cokelat. Hasil studi dari German Institute of Human Nutrition yang telah dipublikasikan pada Maret 2010 dalam European Heart Jurnal, menyebutkan mereka yang mengonsumsi 1 kotak coklat per hari (sekitar 0.21 ons) berdampak pada penurunan tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke hingga 39 persen. Ini berbanding dengan mereka yang hanya mengonsumsi coklat sekitar 0.05 ons perhari. Dark chocolate atau cokelat hitam, diklaim memiliki banyak kandungan flavonoid, yaitu suatu antioksidan yang dapat berfungsi melindungi Anda dari bahaya penyakit jantung. Namun ini bukan berarti Anda harus menggantikan makanan padat energi dengan asupan cokelat.
Mengonsumsi Kopi.
Journal of American Medical Association menyebutkan bahwa kopi telah lama diklaim dapat mengurangi peluang munculnya penyakit parkinson, setidaknya pada kaum laki-laki. Sementara dalam
The National Institute of Helath terungkap adanya hubungan positif antara mengonsumsi kopi dengan penurunan risiko diabetes type 2. Namun peringatan bagi perempuan postmenopause yang tengah menjalani terapi pergantian hormon. Mengonsumsi 5 cangkir atau lebih kopi dalam sehari justru dapat meningkatkan risiko penyakit parkinson. Setidaknya inilah yang diklaim oleh
National Institute of Neurogical Disorders & Stroke.
Meminum Red Wine. Seorang peneliti dari
University of Missoury, Dr. Berit Brogaard menyebutkan mengonsumsi minuman red wine secara moderat terbukti dapat menurunkan risiko serangan jantung. Red wine diyakini dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan mencegah pembekuan darah serta pembuluh darah yang disebabkan oleh kolesterol jahat (LDL). Yang dimaksud dengan mengonsumsi secara moderat menurut Mayo Clinic adalah satu gelas sehari bagi perempuan dan 2 gelas untuk kaum laki-laki. Bagi Anda y
ang tidak menyukai red wine bisa menggantikannya dengan jus anggur, karena kandungan resveratrol yang terdapat dalam wine, juga ditemukan dalam jus anggur.
Stres. Jika berlebihan dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, stres bisa berdampak buruk pada kesehatan, seperti berisiko menyebabkan penyakit diabetes dan jantung. Namun, stres juga bisa berdampak baik. Peneliti dari Ohio State University menemukan bahwa serangan singkat stres dapat meningkatkan sistem imun dengan merangsang
sel darah putih. “Peningkatan aktivitas leukosit dapat meningkatkan kemampuan sistem imun untuk melindungi tubuh selama proses operasi, vaksinasi dan selama terjadi infeksi,” ujar Firdaus Dhabhar, pemimpin penelitian.
Mengumpat. Menurut profesor Ramani Durvasula dari
California State University, mengumpat dapat membantu melepaskan emosi yang terpendam. Apakah itu dilakukan ketika bersama sang kekasih atau di ruangan khusus sendiri, memanjakan diri dalam beberapa kata-kata umpatan dalam kondisi yang terkendali dapat membuat Anda di jalur emosional yang baik. Sementara itu, merujuk sebuah artikel
American Psychological Association, Dr Svetlana Kogan, pendiri Dokter di Trump Place, mengatakan bahwa melampiaskan amarah memiliki efek samping yang positif. Ketika kemarahan diluapkan dalam waktu singkat, sering kali itu bersifat menguntungkan, terutama jika digunakan dengan cara yang konstruktif.
Bergosip. Ini merupakan sifat alami dari manusia. Bergosip merupakan bagian dari tatanan sosial dan bagian pembelajaran sosial. Menurut tim ilmuwan dari
University of Michigan, perempuan yang menikmati obrolannya dengan sesama teman perempuannya akan merasa bahagia dan lebih sehat. Bergosip dapat mengurangi tingkat stres dan rasa cemas berlebih serta mampu meningkatkan
hormon progesterone yang dihasilkan tubuh, yang berperan penting bagi seseorang dalam melakukan interaksi sosial.
Source:conectique.com